Friday 29 July 2016

Euforia #9

Ada beberapa rangkaian makna yang belakangan ini tidak pernah kau terjemahkan, seakan ada mozaik yang mengubahmu menjadi dingin dan angkuh. Kau mengabaikan bagaimana setiap satu potongan harus diganti dengan potongan lain, hal yang biasanya membuatmu penasaran. Ada yang mengganggumu. Tampak jelas saat sesekali kau menanyakan, haruskah seperti ini? Kenangan. Kenangan hanya memainkan sebaris alunan, namun mampu mengecohmu habis-habisan. Semakin kau dengar, semakin kau merasa kehilangan. Lantas? Ya, yang terjadi adalah kau rela terpaku berlama-lama, sebatas diam menjadikanmu lelah, tafakur hanya untuk menemukan alasan: mengapa waktu tak jua membawamu kemana-mana. Hei, sadarlah! Yang hilang bukanlah kenangan, melainkan tujuan. Tujuanmu berteman dengan waktu. Dingin, angkuh, dan semua tumpukan pengabaian itu pada akhirnya melumpuhkan sesuatu: kepekaan yang biasanya menjembatani kepada ujung pemahaman. Entah ramuan apa yang sudah tercipta dari mereka (dingin, angkuh, dan pengabaiaan), yang jelas saat ini sebuah penawar sangat dibutuhkan. Penawar yang mampu mengembalikan rasa, bukan untuk mematikannya. Sebelum ada yang tak terselamatkan, sebelum waktu benar-benar tak membawa kemana-mana, dan sebelum mereka menemukan sebuah takhta, berupa euforia dimana pengap menjadi sang penguasa.



(PSP, 29072016)

Monday 11 July 2016

Satu Tanya

Di antara titik dan koma
Masihkah ada kita?
Kutipan kecil di sudut cerita.


(PSP, 11072016)