Ada beberapa
rangkaian makna yang belakangan ini tidak pernah kau terjemahkan, seakan ada
mozaik yang mengubahmu menjadi dingin dan angkuh. Kau mengabaikan bagaimana setiap
satu potongan harus diganti dengan potongan lain, hal yang biasanya membuatmu penasaran.
Ada yang mengganggumu. Tampak jelas saat sesekali kau menanyakan, haruskah
seperti ini? Kenangan. Kenangan hanya memainkan sebaris alunan, namun mampu
mengecohmu habis-habisan. Semakin kau dengar, semakin kau merasa kehilangan. Lantas?
Ya, yang terjadi adalah kau rela terpaku berlama-lama, sebatas diam menjadikanmu
lelah, tafakur hanya untuk menemukan alasan: mengapa waktu tak jua membawamu
kemana-mana. Hei, sadarlah! Yang hilang bukanlah kenangan, melainkan tujuan. Tujuanmu
berteman dengan waktu. Dingin, angkuh, dan semua tumpukan pengabaian itu pada akhirnya
melumpuhkan sesuatu: kepekaan yang biasanya menjembatani kepada ujung pemahaman.
Entah ramuan apa yang sudah tercipta dari mereka (dingin, angkuh, dan
pengabaiaan), yang jelas saat ini sebuah penawar sangat dibutuhkan. Penawar yang
mampu mengembalikan rasa, bukan untuk mematikannya. Sebelum ada yang tak
terselamatkan, sebelum waktu benar-benar tak membawa kemana-mana, dan sebelum
mereka menemukan sebuah takhta, berupa euforia dimana pengap menjadi sang
penguasa.
(PSP, 29072016)