Lagi
kangen. Pada mereka yang selalu mengajarkan saya tentang kebahagiaan yang sederhana, menyederhanakan kebahagiaan.
Diam-diam. Mereka yang bisa saya curahkan apa saja, keluh, resah, tawa, tangis,
juga canda. Tanpa celah. Mereka yang membuat saya merasa cukup dengan segala
kekurangan yang ada. Mereka yang hadir dengan kisah pengorbanan dan luka.
Mereka yang pertama kali memberitahu saya makna keluarga sesungguhnya. Kepada
mereka, saya kangen.
Lagi kangen. Pada sajak abstrak yang sering saya keluarkan begitu saja, tercetus seenaknya. Lukisan kata yang datang dari negeri antah-berantah, terisap, tersengat, bergaung bersama harapan dan do’a. Timbul tenggelam. Rentetan bait yang diusung oleh jiwa, lalu terhempas oleh cinta. Menulis desah hati yang tak sempat terucap, takut terkuak, tak sudi terlihat, yang bersembunyi dari matahari yang terbit dan tenggelam. Ribuan kalimat yang mengantarkan saya pada mimpi yang paling nyata. Kepada mereka, saya kangen.