Thursday 18 June 2015

Pengakuan

Ehem. Kali ini saya mau membuat pengakuan. Bukan pengakuan yang 'gimana-gimana', ya, hanya sekadar pengakuan saja. But wait, happy fasting for moslem, by the way. kembali ke pengakuan, begini...
Beberapa hari yang lalu saya mengikuti suatu proyek yang diadakan sebuah komunitas (nulisbukudotcom), dimana pada proyek itu merupakan suatu ajakan untuk menulis random selama satu bulan penuh, tepatnya bulan Juni. Proyek tersebut dinamai #NulisRandom2015 dengan banner seperti ini...

Sunday 7 June 2015

Pertemuan untuk Perpisahan



Ah, sederhana sekali kehidupan dunia ini, bukan? Akhir ceritanya sudah bisa kita tebak. Tanpa perlu mengira-ngira. Ujung itu sudah disiapkan dari awal. Bagai alur yang terkenal, bagian yang selalu kita hapal. Kekal.

Begitu juga pertemuan dengan kalian. Belakangan jadi kepikiran tentang akhir dari cerita yang sudah dihapal itu. Nantinya kita juga akan seperti itu, bukan? Menemukan suatu waktu dimana perpisahan merupakan pijakan yang harus kita lalui. Menjadi tiket untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya, yang lebih... entahlah. Tidak ada yang benar-benar tahu, selain sang Pembuat Skenario.

Saturday 6 June 2015

Penakluk Malam


Hiruk-pikuk keluar
menyambut tamunya: sang hitam tak bertuan
banyak cerita santer terdengar: tentang si pendatang
dari mulut ke mulut orang bertukar
dari cicit demi cicit burung yang tidak ada kerjaan
hingga daun di dahan tidak  mau kalah ikutan
entah salah atau benar
dan, gemintang pun mengambang
memikul dendam dan pembelaan
untuk mengusir bagian yang sumbang
maka, selamat bergabung, selamat berjuang.

(Pekanbaru, 06062015)

Ps: #NulisRandom2015 day 6


Friday 5 June 2015

Tanda



Pernahkah kau merasa bisa gila karena sebuah tanda?

Seperti tidak keruan. Dikukung rasa yang dapat membawamu ke pintu-pintu yang serba salah. Serba takut, serba susah. Pekerjaan menerka-nerka bukan perkara gampang, sebab itu hati merasa perlu—sangat perlu—meraba waktu yang lalu, waktu sekarang, lalu mencoba melompat-lompat untuk mengintip waktu di depan. Layaknya tengah mencari pegangan untuk membuat suatu keputusan. Sekali lagi, bukan perkara gampang, kan? Ini semua karena tanda.

Tidak untuk dilebih-lebihkan. Tapi ‘menjadi gila’, bisa jadi pemikiranmu yang terakhir saat kau tengah terjebak dalam permainan ‘menebak tanda’. Rasanya sungguh menyebalkan, kadang-kadang keterlaluan. Saat salah satu tebakan mengambang, mulai merangkai keping demi keping cuplikan suatu masa yang kau inginkan, maka tebakan lain akan turut keluar, menyusul guna mematahkan hingga semua berantakan. Atau, saat kau ingin memastikan bahwa ada satu jalan yang mungkin bisa membawamu pada sebuah kesimpulan, maka buntu siap menghadangmu, demi turut memastikan kau akan tetap berdiri di sana tanpa kemana-mana. Di persimpangan kebingungan. Tanda juga dapat melakukannya.

Ada Saat



Ada saat dimana kamu tidak ingin meninggalkan suatu masa, dan ada saat dimana kamu ingin sekali meninggalkan suatu masa. Biasanya saat itu datang bersamaan.

(Pekanbaru, 05062015)

Ps: Anggap ini penangguhan untuk kemarin yang terlewatkan (#NulisRandom2015 Day 4).

Wednesday 3 June 2015

Scars



Abby kembali masuk ke kamar ganti, mencoba gaun yang ke-26—mungkin, cemoohnya. Dia tidak ingin benar-benar menghitung. Kali ini berwarna krem, dengan model renda-renda di bagian dada yang nyaris sama dengan dua atau tiga gaun yang ia coba sebelumnya. Memuakkan. Ia harus cepat-cepat keluar dari sini, sebelum gaun-gaun ini membuatnya ingin jadi gila. Terserah dengan pesta konyol itu.

“Apa yang kau gunakan? Kau tampak sangat pucat. Kau tidak berniat membuat aku terlihat seperti sedang memaksamu untuk ke pesta di saat kau sedang sakit, bukan?” lagi-lagi, membuatnya ingin membuang seluruh gaun itu ke muka pria yang berkomentar tersebut. Tanpa terkecuali, lalu memaki pria itu hingga puas.

Tuesday 2 June 2015

Kerandoman Hari Ini

Kerandoman hari ini disponsori oleh revisian skripsi yang menguras sanubari (?), serta termotivasi oleh harapan 'semoga bisa ketemu dosen pembimbing di esok pagi'.

Selamat malam, selamat bermimpi.

(Pekanbaru, 02062015)
#NulisRandom2015 Day 2

Monday 1 June 2015

Timbul-tenggelam



Terkisah suatu rasa, bergerak liar membalut asa. Dalam denting berirama, ia menyebar makna di tepian senja. Geraknya melukiskan tanya, tentang langkah-langkah yang mulai jera. Suaranya membiaskan kita, tentang masa yang merona jengah.

Terkadang, rasa itu tak berdaya, mengepakkan sayapnya menantang cakrawala harapan. Membiarkan hujan dan percikan saling serang. Sebab untaian tak pernah menyuguhkan satu keputusan, menahan atau melepaskan. Bagai simfoni bergaung sendirian.

Tak jarang, rasa itu terlalu dalam, menabung nada yang selalu ingin diulang tanpa sungkan. Menyediakan sekelumit drama lengkap bersama peran. Sebab sandiwara menyiratkan takhta, untuk ruang tak bertiang. Bagai hujan penawar kesunyian.

(Pekanbaru, 01062015)
#NulisRandom2015 Day 1