Ah, sederhana sekali kehidupan dunia ini, bukan?
Akhir ceritanya sudah bisa kita tebak. Tanpa perlu mengira-ngira. Ujung itu
sudah disiapkan dari awal. Bagai alur yang terkenal, bagian yang selalu kita
hapal. Kekal.
Begitu juga pertemuan dengan kalian. Belakangan jadi
kepikiran tentang akhir dari cerita yang sudah dihapal itu. Nantinya kita juga
akan seperti itu, bukan? Menemukan suatu waktu dimana perpisahan merupakan
pijakan yang harus kita lalui. Menjadi tiket untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya,
yang lebih... entahlah. Tidak ada yang benar-benar tahu, selain sang Pembuat
Skenario.
Jadi kepikiran, kira-kira seperti apa rasanya? Kehilangan
kalian. Menyadari kenangan akan menjadi sangat berharga, menyadari hal itu akan
segera menjadi pembuat gundah. Galau, begitulah. Rasa yang menyebalkan,
sepertinya.
Maka, mungkin derai tawa kita dapat menjadi
akomodasi paling pas untuk mengunjungi masa lalu. Sebagai penghantar saat-saat
yang selalu kita simpan dalam ingatan. Berharap tak lekang oleh apapun yang menjadi penghalang. Karena kita
sadar, tak ada tawa yang akan hadir sama dengan sebelumnya. Sebab hari itu
sudah berbeda. Bagaimana?
Kita dipertemukan untuk dipisahkan. Begitulah.
(Pekanbaru, 07062015)
Ps: #NulisRandom2015 day 7.
No comments:
Post a Comment