Sunday 25 May 2014

Brave and Sepatu

Hiii, I’m back agaiiin. This time, I wanna try to irritate you who have the kindness to read my blog, with writing this post in English. Well well, keep calm and get habit.

In this random post, I want to discussed about the song which is some days fill in my playlist. Yup, they are Brave by Sara Bareilles and Sepatu by Tulus. For your information, the song which I love or stand in my playlist line more than three-days, usually that song has a sense itself. So also with these two song. The lyrics. I was falling in love with their lyrics.

The lyrics of Brave by Sara Bareilles was telling about the power of a brave. Basically, everybody can be amazing. We just need to let the words fall out from our tongue. And knowing what happen furthermore will be the best result. We can be what we want. Essentially like that. I like what the meaning of there. I was made to taste like pile up with its official video. Where the official video contained with people were dancing. There are a man with a bloated body was dancing in a restaurant, a grandfather was dancing in Gym, a man with long hair was dancing in the middle of the mall, men and women were dancing in the streets, Sara was singing while dancing in the streets too, and the other. Everyone was dancing.  Everyone can exploded what they wanna say. Part of Brave song the most I love is…

Friday 23 May 2014

Janji Tiga Tahun Lalu

Beberapa hari yang lalu, facebook saya kedatangan notification dari salah satu teman SMA yang memberi komentar di salah satu posting di grup. Setelah saya baca, intinya dia pengin ngumpul lagi, ketemu lagi. Kangen. Saya memilih tidak member tangganggapan juga, walaupun merasakan hal yang sama. Entah kenapa. Selang dua atau tiga hari berikutnya, ada yang menanggapi dua orang. Kemudian, saya jadi kepikiran, itu dia komen di postingan yang mana, ya? Kok notif-nya masuk, perasaan aku jarang nimbrung. Seingat saya begitu. Jadilah saya memeriksa pemberitahuan itu kembali, dan ternyata… itu postingan saya sendiri. Begini isinya…

Pasir-pasir itu Berbicara

Pasir-pasir itu berbicara
Pada sekawanan ombak yang menggoda
Mengajaknya bercerita
Menariknya berpangku basah
Bersama-sama mengoyak raga
Dalam  gelung tak berujung, bisiknya mengapung:
Sebentar lagi senja berderap
Pulanglah ke lumbung lelap!

(Pekanbaru, 2014)



Wednesday 21 May 2014

Jejak Bisu

Kata lamat-lamat terpejam
Selamat tidur, pamitnya
Hanya sunyi yang menyaut
Meragu pada pintu yang hampir menutup
Menyisa pada rongga tanpa udara
Entah itu satu atau dua
Bayang tak mau bicara
Jera, cercanya

Sebingkai waktu dan napas dirajam
Kaki mereka terluka
Oleh kebohongan kaca
Barangkali lupa mengunci jendela
Berlari-lari mereka dalam siluet
Saling tangkap, saling dekap
Mungkin sudah mati rasa
Lalu pecah

Monday 19 May 2014

Random Conversation (again)

Hey, do you remember about random conversation that I’ve ever made? Ah, it has been so long I’m not making it. Latest is two years ago, had long isn’t it? And this time, I wanna make it again, but with a little bit differ. Yup, I write it in English with a mess.  Well, feel free to enjoy it! :p

May 19, 2014
M(e): Hey, why do you seems like that?
Me: What?
M(e): I guess there’s something wrong with your face. No, no. Indeed there is something wrong.
Me: You smartass!
M(e): Yeah. So, what happened?
Me: You won’t understand it.
M(e): Oh, of course. Of course I'll understand. I was you.
Me: Shut up!
M(e): Okay, let me guess! What is it about…?
Me: Hey, can you stop it?

Panggilan di Suatu Subuh

Rasanya sudah lama sekali saya tidak bertemu halaman kosong ini, mengisinya kembali. Sepuluh hari. Lama sekali.

Subuh ini, saya mendapati diri dirundung rasa bersalah, seperti ingin menangis rasanya. Tidak hanya rasa bersalah pada sang Maha Pencipta, melainkan juga diri saya sendiri. Sebuah pengkhianatan diri pada hati. Rasanya sakit. Bukan karena apa yang saya lakukan terlalu keterlaluan kali ini, bukan. Tapi, karena ini sudah berulang kali terjadi, membuat saya nyaris tidak sudi memberi maaf kembali. Saya hanya lelah, lelah menghadapinya. Saya hanya kecewa, kecewa pada sebagian diri saya. Mungkinkah ini sudah jalan-Nya? Entahlah, semoga. Biarkan yang berhak yang menjawab. Dan pada akhirnya, maaf itu selalu ada.

Friday 9 May 2014

Dalam Biru

Kurentang tabir kenangan lebar-lebar
Seulas Bumi memberengut apa adanya
Hati puas demi jauh tak mengenal batas
Akan kurajut pinggiranya hingga dua
Bukan rela, apalagi marah
Hanya saja bayangan di sisimu menyerah

Lamat-lamat cinta menyebrang lautan masa
Berkelana untuk mencari senja pilihanya
Semburat jingga yang juga memilihnya
Sebuah rindu tabu, namun menabung keliru
Tidak ada yang sanggup memberitahu
Bahwa mati tak mampu lagi membunuh jemu

Lagi dan Lagi

Akhir-akhir ini saya merasa banyak sekali kekurangan, yah, bukan berarti selama ini merasa sudah berlebih atau bagaimana. Hanya saja, perasaan kurang yang belakangan menghinggapi saya ini membawa pada satu pemikiran: ternyata begitu banyak celah yang membungkus saya dan perlu diperbaiki. Tidak tangung-tanggung, membuat saya merasa menjadi begitu kecil. Sebelumnya, perlu dicamkan kekurangan ataupun kelebihan yang saya ceritakan bukanlah tentang materi, melainkan sesuatu yang ada pada diri saya.

Kesadaran yang benar adalah pemahaman yang membuatmu ingin berubah menjadi lebih baik. Mungkin begitu hakikatnya. Dan satu pemikiran yang saya sebut tadi, menyadarkan saya bahwa sebenarnya masih banyak yang harus saya pelajari guna meningkatkan mutu diri. Banyak ilmu yang masih dangkal saya pahami, atau bahkan ada yang belum sempat saya ketahui keberadaannya. Apakah itu sebuah keharusan? Mengetahui banyak hal. Entahlah, yang saya tahu, kita diperintahkan untuk senantiasa menuntut ilmu. Ya, belajar. Lagi dan lagi. Tahap kehidupan yang harus dibarengi dengan sebuah komitmen, juga kesungguhan hati yang ikhlas.

Tuesday 6 May 2014

Proposal and Mid Test Vs #BulanNarasi

Hai, penulis pemberani!
Well, believe it or not, ini progress pertama yang saya buat. Uh! Bagaimana lagi, seperti judul di atas, konsentrasi saya bulan ini tengah terbagi tiga―antara tuntutan proposal penelitian, mid test yang tidak bisa dihindari, dan deadline #BulanNarasi. Ketiga bergumal di otak saya, kompleks, lebih-lebih dari cinta segitiga biasa.

Proposal penelitian S1 ini bagian dari masa depan saya, insya Allah. Sulit sekali untuk tidak mengacuhkannya. Bahkan sempat terjadi kegalauan sebelum ini, untuk memilih proposal atau bulan narasi. Dan akhirnya, saya tidak bisa melepas keduanya. Ditambah lagi dengan musim mid test yang sedang kampus, yang ini nilai-nilai saya taruhannya. Karenanya, bulan narasi harus rela sedikit terlupakan. Sebab dua pengalihan tersebut, alhasil, begini lah saya sekarang―masih jalan di tempat. Calon novel saya belum menunjukkan perubahan yang signifikan.