Monday 19 May 2014

Panggilan di Suatu Subuh

Rasanya sudah lama sekali saya tidak bertemu halaman kosong ini, mengisinya kembali. Sepuluh hari. Lama sekali.

Subuh ini, saya mendapati diri dirundung rasa bersalah, seperti ingin menangis rasanya. Tidak hanya rasa bersalah pada sang Maha Pencipta, melainkan juga diri saya sendiri. Sebuah pengkhianatan diri pada hati. Rasanya sakit. Bukan karena apa yang saya lakukan terlalu keterlaluan kali ini, bukan. Tapi, karena ini sudah berulang kali terjadi, membuat saya nyaris tidak sudi memberi maaf kembali. Saya hanya lelah, lelah menghadapinya. Saya hanya kecewa, kecewa pada sebagian diri saya. Mungkinkah ini sudah jalan-Nya? Entahlah, semoga. Biarkan yang berhak yang menjawab. Dan pada akhirnya, maaf itu selalu ada.


Subuh ini, saya nobatkan sebagai puncak dari pengkhiatan itu. Menyudahi rasa bersalah itu, mengakhiri pertempuran yang bahkan belum sempat saya mulai. Membiarkan pengorbanan yang lalu itu mati. Tanpa lagi menoleh ke belakang, tanpa lagi memperjuangkan kemenangan. saya berhenti, dari kancah yang beberapa minggu saya pilih.

Subuh ini, ingin saya tebus juga pengorbanan yang telah mati tadi. Setidaknya, ia tidak untuk sia-sia. Semoga nantinya mati suri. Tebusan itu mengambang tiba-tiba, menyembul dari hati yang terluka, menyurut bulir air mata yang tak sempat ada. Seperti sebuah panggilan, suara jauh itu ingin disambut juga. Jadilah, panggilan di suatu subuh menggelar niatnya…

Begini, beberapa minggu yang lalu saya pernah bergabung dengan sebuah klub menulis di kota saya. Sejak saya bergabung sampai hari ini, saya belum pernah merasakan adanya perubahan, antara saya belum bergabung dengan sesudahnya. Maaf. Intinya, saya belum mendapatkan manfaat apa-apa. Masalahnya, niat saya untuk bergabung adalah agar dapat bertemu dengan orang-orang yang juga suka menulis di sekitar saya, saling belajar dan berbagi. Apa itu berlebihan? Menurut saya tidak. Karena begitu seharusnya guna adanya klub seperti itu #IMO. Tapi sejauh ini, saya belum pernah bertemu dengan siapa-siapa dari mereka. Dan setahu saya, sudah lama klub itu tidak mengadakan pertemuan lagi.


Maka muncullah ide itu, sebuah perbaruan. Saya pikir, saya tidak akan bercerita banyak dulu. Ini masih usulan saya, belum tentu diterima. Namun saya sangat berharap, ide ini nantinya dapat terlaksana. Setidaknya bisa sedikit mengurangi rasa bersalah saya, walau mungkin tidak pernah benar-benar bisa mengobati, sebenarnya. Tapi, ya sudahlah. Namanya juga usaha. Saya akan menuliskan di sini jika ide bisa terealisasikan. Do’a-lan saja. Insya Allah. 

No comments:

Post a Comment