Anggap saja ini semacam bertukar pemahaman, tentang
satu hal yang sederhana. Bisa jadi ada yang berpikir sama, atau bisa jadi di
pemikiran lain ada pemahaman yang lebih bijaksana, lebih dapat diterima, lebih
menggugah, dan sejenis lainnya. Berikut ilustrasinya:
Ada suatu
masa, dimana saat kamu melakukan satu kesalahan yang orang-orang biasa lakukan,
dan itu untuk yang pertama kalinya, tapi malah kamu satu-satunya orang yang
mendapat ganjaran. Sama sekali tidak menyenangkankan, bukan? Rasanya...
entahlah. Mau marah, tapi tidak tahu kepada siapa. Memang punya hak apa? Bagi yang pernah mengalaminya, mungkin pada
saat itu kamu merasa sedang sial, atau sangat sial, semacam sedang dijadikan
tumbal. Lalu pertanyaan itu pun mencuat, kenapa
harus aku? Kenapa??! Sebab tidak
ada yang mampu menjawab, beberapa saat kemudian akan kamu habiskan dengan menggalau,
mengeluh, mengadu, menggerutu, atau bahkan mengutuk. Rentetan ungkapan
penyesalan akan keluar, memenuhi pikiran. Andai
begini... andai begitu... harusnya si ini... harusnya si itu...