Jadi, semester enam saya dimulai dari sini. Bismillah.
Monday 10 February 2014
Saturday 1 February 2014
Balada Setengah Cinta
Alkisah,
di suatu kerajaan bernama Kehidupan
ditemukan sebuah Hati yang tengah
tertanya. Sebab, suatu hari Raja dari Kerajaan Kehidupan memberikannya sebuah
hadiah yaitu berupa Masa saat ia
akan menempuh jalan pulang. Awalnya
Hati tampak kebingungan dengan hadiah tersebut, tidak mengerti harus
memperlakukan bagaimana. Hari itu Masa masih terlalu asing bagi Hati. Namun
Hati cukup tahu, ia tidak akan pernah bisa menolak apapun yang diberikan oleh
Raja Kehidupan. Mutlak. Hanya satu petunjuk yang diberikan: jangan pernah menyia-nyiakan
Masa. Setelah menimbang-nimbang, Hati memutuskan untuk membawa Masa, dan dalam
perjalanan pulangnya yang panjang, Hati terus-menerus mencari tahu apa yang
harus ia perbuat kepada Masa. Sambil memikirkan hal itu, Hati senantiasa
merapal jangan penah menyia-nyiakan Masa.
Berharap dengan begitu ia dapat menemukan jalan keluar.
Pulang,
adalah sesuatu yang paling jauh yang pernah Hati tahu. Perjalanan paling
panjang yang pernah ia lakukan. Sayangnya, Hati tidak membawa bekal apapun
untuk menghadapi itu semua, selain hadiah dari sang Raja Kehidupan tadi. Bukan
apa-apa, Hati sadar bahwa ia tidak akan pernah tahu apa yang akan ditemuinya di
depan nanti. Dan bagi Hati tidak ada bekal yang cocok untuk sesuatu yang tidak
terprediksikan. Akan tetapi, tidak membawa bekal bukan berarti akan membuat
Hati menyerah pada kesulitan. Mungkin, ada sesekali di saat dimana Hati merasa
lelah dan ingin berhenti. Langkah-langkah yang telah terlalu banyak membawa
beban. Namun, perjalanan yang sudah ditempuh di belakang sedikit banyaknya
membuat Hati belajar. Berhenti bukanlah suatu jalan keluar, apalagi hal itu
hanya akan membuat ia menyia-nyiakan Masa―hal yang sangat ia hindari. Seiring
menuju pulang, Hati mendapat sebuah pencerahan: bekal terbaik adalah belajar dari pengalaman.
Subscribe to:
Posts (Atom)