Saturday 1 February 2014

Balada Setengah Cinta

Alkisah, di suatu kerajaan bernama Kehidupan ditemukan sebuah Hati yang tengah tertanya. Sebab, suatu hari Raja dari Kerajaan Kehidupan memberikannya sebuah hadiah yaitu berupa Masa saat ia akan menempuh jalan pulang. Awalnya Hati tampak kebingungan dengan hadiah tersebut, tidak mengerti harus memperlakukan bagaimana. Hari itu Masa masih terlalu asing bagi Hati. Namun Hati cukup tahu, ia tidak akan pernah bisa menolak apapun yang diberikan oleh Raja Kehidupan. Mutlak. Hanya satu petunjuk yang diberikan: jangan pernah menyia-nyiakan Masa. Setelah menimbang-nimbang, Hati memutuskan untuk membawa Masa, dan dalam perjalanan pulangnya yang panjang, Hati terus-menerus mencari tahu apa yang harus ia perbuat kepada Masa. Sambil memikirkan hal itu, Hati senantiasa merapal jangan penah menyia-nyiakan Masa. Berharap dengan begitu ia dapat menemukan jalan keluar.

Pulang, adalah sesuatu yang paling jauh yang pernah Hati tahu. Perjalanan paling panjang yang pernah ia lakukan. Sayangnya, Hati tidak membawa bekal apapun untuk menghadapi itu semua, selain hadiah dari sang Raja Kehidupan tadi. Bukan apa-apa, Hati sadar bahwa ia tidak akan pernah tahu apa yang akan ditemuinya di depan nanti. Dan bagi Hati tidak ada bekal yang cocok untuk sesuatu yang tidak terprediksikan. Akan tetapi, tidak membawa bekal bukan berarti akan membuat Hati menyerah pada kesulitan. Mungkin, ada sesekali di saat dimana Hati merasa lelah dan ingin berhenti. Langkah-langkah yang telah terlalu banyak membawa beban. Namun, perjalanan yang sudah ditempuh di belakang sedikit banyaknya membuat Hati belajar. Berhenti bukanlah suatu jalan keluar, apalagi hal itu hanya akan membuat ia menyia-nyiakan Masa―hal yang sangat ia hindari. Seiring menuju pulang, Hati mendapat sebuah pencerahan: bekal terbaik adalah belajar dari pengalaman.


Kini Hati telah tahu banyak hal. Perjalanan dan pengalaman berlomba-lomba memberinya ilmu, walau terkadang dengan cara yang kejam. Hati sempat ngilu saat pertama kali mengenal sakit, terserang kelu saat bertemu sendu. Membuat Hati bertanya-tanya, mengapa mereka berdua harus ada. Untung saja ada tawa dan bahagia, sebab menyenangkan sekali jika sudah bertemu mereka. Hati tidak dapat menyebutkan satu-persatu apa saja yang sudah ia temukan, hal itu sama saja seperti menyuruhnya mengulang dari awal. Tapi, ada satu yang sering diingat oleh Hati karena kerap membuat penasaran. Cinta, hal yang dapat mengaduk-aduknya hingga tidak karuan.

Suatu hari, Hati tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya. Ia mendapati resah tengah bergelayut manja, entah datang dari mana. Ada yang sudah Hati lakukan di hari itu, sebuah pengingkaran yang disengaja kepada salah satu dari mereka. Hati mengajukan sebuah alasan, berharap itu bisa membuatnya lebih tenang. Namun, tidak. Alasan itu tidak mengubah apa-apa. Alasan tidak mengubah apa yang sudah terluka. Cinta. Cinta yang tengah menghukum Hati, salah sebuah bentuk pelajaran agar tidak terulang. Sedangkan, Hati sadar bahwa ia belum sepenuhnya memahami Cinta. Cinta terlalu rumit untuk dimengerti, dan Hati tidak terlalu pintar untuk yang satu ini. Di sisi lain, padahal Cinta tidak pernah meminta yang susah-susah. Cukup tidak memperlakukannya dengan setengah-setengah.

Banyak hal yang Hati pelajari dari hari itu, salah satunya bahwa Cinta tidak benar-benar sedang menghukumnya, ternyata. Cinta sedang memberi pengertian kepada Hati. Bukan Hati yang harus mengerti Cinta, melainkan Cinta yang akan senatiasa memberi pengertian dan pembelajaran kepada Hati. Merupakan sebuah pengalaman yang akan Hati bawa sebagai bekal untuk memecahkan misteri di kemudian. Di lain hal, Cinta ternyata membuat Hati merasa tenang juga aman. Hati tidak tahu bagaimana ia jika tidak pernah memiliki Cinta.

Lalu, bagaimana dengan hadiah sang Raja Kehidupan tadi? Masa. Adakah ia telah tersia-siakan? Atau bahkan sudah terpecahkan? Hati belum berani menjawab. Setiap mengingat Masa hanya akan mengantarkan Hati pada sebuah tanda tanya―yang sudah ia bawa ke mana-mana. namun belakangan Hati mulai menerka, bahwa mungkin jawaban dari Masa akan ditemukan sesampai ia pulang. Dan, Hati belum juga sampai, ia tidak tahu kapan. Hati tidak tahu kapan ia benar-benar pulang.


Maka, pada akhirnya, Hati tahu bahwa perjalanan panjang menuju pulang ini pun karena hadirnya sepotong Cinta. Cinta pada Maha Pemberi segalanya.

No comments:

Post a Comment