Keheningan
berhasil memecah suasana ruangan, puluhan orang yang ada di dalam bak terkena
mantra sihir dari sang MC setelah sesaat tadi memanggil namaku untuk maju ke
atas podium. Aku menarik napas dalam-dalam, suasana seperti ini malah lebih
menakutkan ketimbang ada yang bertepuk tangan. Tidak ada yang aku siapkan untuk
sambutan hari ini, terlebih karena aku tidak pernah membayangkan akan berdiri
di atas podium yang dibanggakan oleh orang-orang yang ada di hadapanku
sekarang. Tadi, pada saat pembawa acara memanggil namaku untuk kedua
kalinya―sebab pada panggilan pertama aku merasa tidak mengenal nama itu,
serius―aku tidak yakin tujuanku beranjak dari tempat duduk adalah menuju podium
ini. Aku tidak mau mengambil risiko, mungkin saja ada kesalahan. Namun, setelah
sentakan dari teman sebelahku dan riuh tepuk tangan yang keterlaluan itu
menyadarkan tentang satu kebenaran, aku merasa tidak ada pilihan. Seketika
podium ini berubah menjadi bagian yang menegangkan serta… mengharukan.
Aku
menatap lurus ke depan, ke segala penjuru yang sedang mewanti-wanti kalau-kalau
aku tidak tahu cara memakai microphone
yang ada di depan mulutku dengan baik dan benar. Aku maklum, rasa haru membuat
aku kehilangan kata-kata lantas tidak bisa langsung bicara. Hari ini merupakan
hari paling bersejarah sepanjang hidupku, momen yang harus dikristalkan lalu
disimpan dalam brangkas kehidupan. Satu dari tumpukan daftar hari yang aku
nantikan. Hari penting. Ada yang membuncah, kuat-kuat aku menahan genangan di
mataku agar tidak tumpah, tanggul itu mesti bertahan sampai kalimat sambutan
ini keluar. Kini semua mata tertuju padaku, entah mereka berharap aku berubah
jadi putri Indonesia, aku juga kurang tahu. Yang jelas, mereka ingin ada yang
terdengar dari microphone itu. Hanya saja,
fokusku kian pecah.
Aku
memandang jauh ke belakang, tepat pada pintu masuk di ujung ruangan. Sudah
kuputuskan tidak ada sambutan olehku sebelum jawaban dari daun pintu itu dapat
menenangkanku. Aku yakin―entah masih jauh atau sudah dekat―mereka akan datang.
Insting cinta jarang sekali gagal.