Tidak mudah, tentu saja. Melakukan ‘memulai’ tidak
semudah mengatakannya. Seperti saat ini. Tidak pernah saya hitung berapa kali
tulisan semacam ini sudah saya tulis. Terlalu sering. Memulai, lalu berhenti.
Memulai lagi, lalu berhenti lagi. Berkali-kali. Dan topiknya selalu sama: tidak
tahu harus memulai dengan apa.
Saya bukan penulis handal, bukan juga penulis
menawan. Saya: biasa-biasa saja. Mungkin karena itu sampai sekarang saya masih
biasa-biasa saja. Tapi, dengan standar yang biasa-biasa itu, (entah dengan
bagaimana) menulis seperti selalu membujuk saya kembali. Meski ‘kembali’
tersebut hanya terwujud dengan menulis beberapa paragraph, lalu menghilang
lagi. ‘Dia’ selalu datang kembali, membujuk sekali lagi, sekali lagi. Membuat
saya merasa sedikit berharga di dalam siklus itu, walau tanpa gelar handal dan
menawan.
Entah (lagi-lagi) harus berapa kali lagi mengulang,
ini akan tetap seperti ini. Setidaknya saya tahu kenapa. Karena sejak awal, di
dalam hati saya, menulis sama dengan pulang. Tidak peduli seberapa jauh saya
melangkah, seberapa banyak lelah ditempah, saya akan selalu butuh pulang. Untuk
beristirahat, untuk menenangkan, hingga nanti bisa memulai kembali sebuah
perjalanan.
(Pekanbaru, 11062019)