Saturday 21 September 2013

Lagi Kangen

Lagi kangen. Pada mereka yang selalu mengajarkan saya tentang kebahagiaan  yang sederhana, menyederhanakan kebahagiaan. Diam-diam. Mereka yang bisa saya curahkan apa saja, keluh, resah, tawa, tangis, juga canda. Tanpa celah. Mereka yang membuat saya merasa cukup dengan segala kekurangan yang ada. Mereka yang hadir dengan kisah pengorbanan dan luka. Mereka yang pertama kali memberitahu saya makna keluarga sesungguhnya. Kepada mereka, saya kangen.

Lagi kangen. Pada sajak abstrak yang sering saya keluarkan begitu saja, tercetus seenaknya. Lukisan kata yang datang dari negeri antah-berantah, terisap, tersengat, bergaung bersama harapan dan do’a. Timbul tenggelam. Rentetan bait yang diusung oleh jiwa, lalu terhempas oleh cinta. Menulis desah hati yang tak sempat terucap, takut terkuak, tak sudi terlihat, yang bersembunyi dari matahari yang terbit dan tenggelam. Ribuan kalimat yang mengantarkan saya pada mimpi yang paling nyata. Kepada mereka, saya kangen.

Ya, mereka dan mereka ternyata sedarah. Saya baru sadar. Karena secara misterius, saat kemarin saya berpisah dengan keluarga, minat untuk menulis saya seketika turun, begitu saja. Target yang telah saya  buat menguap dengan cara menyedihkan, padahal sudah susah-susah membujuk hati. Saya kangen menulis, seperti saya kangen keluarga. Begitu sebaliknya. Rupanya menulis sudah menjadi anggota keluarga sekarang.

Dan ada satu lagi yang membingungkan saya…
Lagi kangen. Pada dia… entah siapa. Dia yang bahkan tidak pernah saya sentuh bayangannya, saya rasakan kehadirannya. Mungkin saya mulai gila, tapi saya memikirkannya setiap hari. Dengan kisah yang tidak masuk akal, dengan tokoh yang semakin mengabur dari kenyataan. Tapi saya betah berlama-lama, walau dengan bermacam penangguhan. Saya tidak ingat ada yang keberatan, entah itu hati atau otak yang sudah kepanasan. Kelupaan? Menurut saya, ini seperti kepikiran yang berlebihan. Kepada dia, saya kangen.

Jadi, untuk kerandoman ini, tidak perlu menyalahkan kangen. Dia tidak tahu apa-apa. Kangen hanyalah secuil perasaan yang terlalu kuat untuk dihindari meski dengan segala ketidakberdayaannya. Yang mempunyai ruang di hati masing-masing, yang hadir entah bagaimana bisa. Salah satu anugerah dari penciptanya. Ya, sepertinya saya kangen Sang Pencipta, juga.

No comments:

Post a Comment