Jadi,
begini hal ini dimulai.
Sudah
sejak lama saya selalu buruk dalam memulai sesuatu. Lebih tepatnya, entah sejak
kapan. Memulai menjadi sesuatu yang tidak begitu ramah. Meski begitu, saya
masih ingin memulai yang kali ini. Mengapa? Mungkin, karena tulisan ini seputus
asa itu. Begitu juga dengan saya. Saya, seputus asa itu dalam memulai sesuatu,
hingga saya tidak terlalu berpikir panjang mengenai baik dan buruk,
mengesampingkan pemilihan diksi, tidak mencoba mengindahkan sama sekali.
Biarkan saja ini dimulai.
Saya,
yang disini sekarang, begitu jauh dari saya yang dulu. Saya yang dulu
subuh-subuh bela-belain tidak tidur lagi sebelum ke kampus hanya untuk
menuliskan beberapa paragraf ide yang tiba-tiba mampir di kepala. Saya bisa
merasakan jarak itu, karena jarak tersebut terlalu kasat mata. Bukan tentang
waktu, melainkan saya. Saya. Bukti autentik yang tak terbantah.
Tidak
pernah bisa benar-benar memulai tanpa mundur beberapa langkah: begitu suatu
awal dalam sebuah tulisan saya. Ini terlalu menyedihkan, saya merasa seperti
itu. Ini cukup aneh sebenarnya. Bagaimana saya berusaha menghadirkan suatu
perasaan yang dulu pernah saya rasakan. Kalimat itu cukup jelas, bukan?
Kenyataan atau bisa juga disebut sebagai kesimpulan adalah: cinta yang lekang.
Cinta
yang lekang. Mengapa saya harus sedih menuliskan tiga kata itu? Saya jadi
bertanya-tanya, apa seperti ini rasanya? Perasaan bersalah ketika kau tak lagi
mencintai seseorang yang sudah kau cintai selama ini? Bukan karena ada yang
salah. Hanya saja, beberapa hal berubah. Hal yang dulu tak lagi seperti dulu.
Cinta yang kau rasakan tak cukup mampu melawan waktu. Cinta ini, ternyata
lekang.
Lalu
apa yang saya lakukan sekarang?
Hanya
memulai. Entah ini sesuatu yang harus dimulai, entah ini sesuatu yang direlakan
dan dilupakan, entah ini hanyalah sesuatu yang akan sia-sia, lagi, entah ini hanya
akan menjadi awal dan akhir di waktu bersamaan (seperti biasa), entah ini
hanyalah luka, entah. Lagipula, saya hanya memulai. Saya hanya ingin memulai.
(Pekanbaru,
14022019)
No comments:
Post a Comment