Friday 13 May 2016

Terbangun

Halo, Andrianalogy! Em.

Eem. Ini blog, kalau dia bisa ngambek, mungkin sudah ngambek ampun-ampunan kayaknya ke saya, ngusir-ngusir terus nge-block saya biar tidak bisa log in lagi sekalian. Merajuk, tak perlu dibujuk. Toh, siapa yang butuh? katanya.

Saya mau minta maaf, tapi rasanya malu. Sepertinya lafal dari empat huruf itu, sudah terlampau sering bertengger di jajaran kata yang saya tumpahkan di sini. Kadang maaf untuk ini, lalu maaf untuk itu. Kok kayaknya saya jadi minta maaf terus. Namun, saya jadi terpikir--lebih untuk membesarkan hati sebenarnya, toh manusia tidak luput dari kesalahan. Kalau dia meminta maaf, at least berarti dia tahu kesalahannya dan menyesal, dengan syarat dan ketentuan berlaku. I mean, dia bukan minta maaf hanya karena dia harus minta maaf, tapi karena dia ingin minta maaf. Saya rasa hal seperti itu patut dipertimbangkan untuk seseorang yang terlalu sering minta maaf. So, I apologize. I was too long to let this blog being lonely. I do apologize.


Now, I'm back! Going to make a little sketch about 'Terbangun'.

Banyak rangkaian kata yang sudah tertidur lama. Kadang mereka menggeliat, kadang juga  menguap, namun seperti tak pernah benar-benar membuka mata. Kemudian tak lama setelah itu mereka terlelap kembali, tanpa merasa perlu menyapa mentari. 

Lalu tanpa dinyana, suatu hari mereka menggerakkan mata, kali ini benar-benar terbuka. Mereka terbangun. Selang beberapa waktu yang cukup untuk mengumpulkan nyawa, ada yang bertanya, "Sudah sampai kah mimpi di sini? Sebab aku tak kunjung berjumpa dengannya di sana." Setelahnya, layaknya koor paduan suara, yang lain cepat-cepat manggut mengiyakan. Kemudian disusul Iya ... iya... iya yang tak sempat terhitung jumlahnya.

Yang tertidur siapa, yang bertemu mimpi siapa. Mengapa bisa? Dan, di manakah mimpi sebenarnya?

(Pekanbaru, 13052016)

No comments:

Post a Comment