Wednesday 8 October 2014

Saturday Night #FF2in1

Di sini aku sekarang, di hadapan pintu lebar berwarna coklat tua, belum bisa melakukan apa-apa. Angin sabtu mala mini tidak terlalu dingin, tapi aku menggigil. Kali ini aku memahami satu hal, tidak ada perjuangan yang mudah untuk sesuatu yang berharga. Ya, tidak mudah memang mendapatkan hati Tiara, terlebih hati kedua orangtuanya.

“Aku capek backstreet terus…” kala itu Tiara mengungkapkannya, di malam dua hari lalu saat aku meneleponnya seperti biasa. Aku menghela napas panjang.

Di sini aku sekarang, mencoba untuk memperjuangkan cinta yang aku anggap benar. Aku tidak bisa menghilangkan bayangan perempuan yang aku cintai dengan segenap hati tersebut. Tiara pernah bilang, Papanya melarangnya menjalin hubungan yang lelaki yang tidak jelas.


“Papa bilang, biar Papa sama Mama aja yang cariin aku calon suami. Takut aku salah pilih…”

Dan tugas malam ini adalah, meyakinkan kedua orangtua Tiara bahwa aku mencintai anak perempuan satu-satunya mereka, meyakinkan mereka bahwa Tiara juga begitu. Dan Tiara tidak salah pilih. Sama sekali.

Tok tok tok.

“Permisi, Om… saya Randi. Saya.. ke sini ingin bertemu Om dan Tante.”

“Kamu siapa?

“Saya.. saya pacar Tiara, Om.”

“Pacar Tiara? Mana mungkin, jangan macam-macam kamu… Tiara sedang pergi dengan tunangannya sekarang.”

*****

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

Magic - Rude

No comments:

Post a Comment