Tuesday 4 June 2013

Mimpi yang Disimpan (Untuk Suatu Hari yang Tepat)

Seperti pertanyaan yang sering digalaukan para mahasiswa tingkat atas, “Mau wisuda tepat waktu, atau di waktu yang tepat?”, kira-kira begitu juga dengan suatu mimpi. Apa yang sangat kau inginkan tentu berharap cepat-cepat terealisasikan, bukan?

Ada salah satu potongan terjemahan dari ayat Al-Qur’an yang kira-kira begini artinya, “Belum tentu apa yang kamu pikir baik bagimu, itu adalah yang terbaik. Dan belum tentu apa yang kamu pikir buruk, akan buruk untukmu.” Yup, Allah Maha mengetahui segalanya. Tapi, manusia tetaplah manusia―yang tingkat keegoisannya terkadang melebihi level kelabilan anak sekolah. Dan untuk pencapaian sebuah mimpi, mungkin ada beberapa keegoisan yang telah terselip. Apa mimpi tidak harus disegerakan?

Aku kembali menggali kotak masa lalu, mencoba memastikan mimpi yang kutanam dulu masih ada di sana. Baik-baik saja. Dan ternyata, mimpi itu telah rusak. Mengapa? Apa karena sudah terlalu usang? Atau terlalu dalam ditaruh? Sudah terlalu lama kah mimpi itu di sana? Namun sampai sekarang aku juga tidak bisa apa-apa, aku belum bisa mengambilnya dari masa lalu. Mungkin aku yang kurang berusaha.
Sampai hari ini tiba, di saat mimpi itu telah rusak dan keteguhan hati tengah direnggut waktu. Nyaris memudar serta dipertanyakan. Mimpi itu telah digerogoti keegoisan, disedot keputusasaan dayanya, dilupakan dan nyaris dicampakkan. Dengan hati mengawang aku prihatin,  dengan sisa kesadaran aku ketakutan. Takut kehilangan mimpi yang menjadi nyawa di masa lalu dan sekarang, semoga untuk masa depan.

Namun lama-kelaman aku juga berpikir―untuk tetap bertahan, mimpi juga memiliki harinya yang tepat. Hari di mana mimpi itu akan pulih dari paparan waktu yang kejam, hari di mana aku bisa tersenyum karena mimpi tidak hanya lagi baik-baik saja. Hari yang masih bisa aku beri kepercayaan. Bukan hari ini, atau hari-hari yang sudah aku utus dan pertaruhkan. Melainkan di suatu esok, esok yang telah digariskan.

Maka kini, mungkin lebih baik aku menyimpan mimpi itu. kembali menguburnya bersama kotak masa lalu, kemudian memutuskan menunggu. Karena walaupun terus mengejar, kita juga butuh menuggu hari itu. Karena ada sebuah takdir yang harus diturutkan. Takdir yang akan menempatkan mimpi yang disimpan untuk suatu hari yang tepat.

No comments:

Post a Comment