Thursday 24 October 2013

Coklat Tua

Tampak mata mengurung durja
Coklat tua lekas mengemas
Diam-diam memeluk cemas
Entah akan pulang
Entah mengukir seberang
Tepikan suara berbekal lara
Bias coklat tua mengepul di udara
Dari punggung yang pucat lusuh
Lenyap bersama senyap
Hilang berteman kunang-kunang
Tak terperi jangan pergi
Ciut menelan kejauhan mimpi

Ada rindu yang keluar merayap
Berpangku pada pijakan berderak
Sepotong kisah siap retak
Tiada iba tersulut
Tiada salam kalut
Caci cinta dahulu merengut


Kini waktu layaknya debu biru
Menyulam pilu berkalung sendu
Seutas geram tak cukup paham
Sebait sajak hanya jadi kerak
Karena senyum merunduk maklum
Dan coklat tua menyesap sirna



No comments:

Post a Comment