Tampak
mata mengurung durja
Coklat
tua lekas mengemas
Diam-diam
memeluk cemas
Entah
akan pulang
Entah
mengukir seberang
Tepikan
suara berbekal lara
Bias
coklat tua mengepul di udara
Dari
punggung yang pucat lusuh
Lenyap
bersama senyap
Hilang
berteman kunang-kunang
Tak
terperi jangan pergi
Ciut
menelan kejauhan mimpi
Ada
rindu yang keluar merayap
Berpangku
pada pijakan berderak
Sepotong
kisah siap retak
Tiada
iba tersulut
Tiada
salam kalut
Caci
cinta dahulu merengut
Kini
waktu layaknya debu biru
Menyulam
pilu berkalung sendu
Seutas
geram tak cukup paham
Sebait
sajak hanya jadi kerak
Karena
senyum merunduk maklum
No comments:
Post a Comment