Wednesday 26 March 2014

His Eyes #FF Nulisbuku

Tolong jelaskan padaku apa yang salah pada matanya! Atau… aku?
Biarkan aku menganggapnya sebagai sihir, karena aku benar-benar tidak ada ide. Bagaimana tidak? Aku masih ingat betul bagaimana aku mengemis kepada Rere agar tidak membawaku ke salah satu tempat yang termasuk dalam daftar danger area-ku: Perpustakaan. Dan itu tidak berhasil. Raungan dan sogokan ice cream tidak mempan pada Rere yang sedang semangat membabi buta mengerjakan tugas akhir kuliah. Maka aku hanya bisa pasrah.

Yang ajaib adalah: aku berada di sini sekarang. Di salah satu danger area. Oh, perlu aku ralat. Bukan Cuma hari ini, melainkan kemarin, dua hari yang lalu, atau beberapa hari yang lalu. Aku malu untuk mengingatnya. Dan satu-satunya alasan aku di sini tentu bukan karena terkena virus membabi buta Rere―itu hampir tidak mungkin. Faktanya aku berada di sini, sekarang, di jam makan siang yang aku relakan: hanya untuk menemukan mata yang kemarin aku temui. Atau beberapa hari lalu yang tertangkap olehku. Aku tidak tahu itu milik siapa. Tapi aku akan segera tahu.

Buk.
Buku yang ada di sampingku terjatuh, tepat mengenai kakinya. Untuk yang seperti ini aku memang jenius.  rencana ini sudah kuperhitungkan kematangannya. Berita bagusnya adalah dia mengambilkannya untukku. Dan, gotcha! Aku tidak bisa menahan untuk tidak nyengir konyol. Aku benar-benar tidak tertolong. Sekarang aku yakin mata itu benar-benar memiliki mantra ajaib, dan aku tersihir.
“Buku kamu.” Tangan itu terjulur.
“Ups… sorry.
 Aku tidak akan membiarkan ini gagal!

2 comments:

  1. http://wp.me/4pO2o

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah baca, tulisan kamu bagus-bagus :)
      Keep writing~
      Btw, terima kasih atas kunjungannya.

      Delete