Monday 31 March 2014

Jalan yang Berubah

Kemarin aku masih di ujung Barat
Tersenyum dan termangu
Terjebak bersama langit yang bersemu
Malu-malu
Bungkam mengalahkan pilar aksara
Tak perlu kami saling berucap
Cukup dengan bersitatap
Peluh dan rindu mengalir tanpa syarat

Hari ini aku: entah di mana
Tak biasa angin datang dari sana
Dengan kursi-kursi yang tegak pincang
Dengan meja-meja yang tersusun sumbang
Seperti kenangan yang baru dibuang
Kudengar mereka saling berbisik
Diam-diam mengharap iba sang pemilik
Ingin aku turut mengusik
Turut berbisik: yang tak terpakai takkan lagi dilirik



Yang aku tahu sekarang
Hanya ada lubang di depan
Tampak kelam karena hitam
Entah ada jalan di ujung sana
Entah ada napas yang dapat bicara
Bukan mayat atau semacamnya
Hanya sebaris titah: kau harus pindah
Bukan lagi di ujung Barat
Atau entah di mana
Apalah arti setapak keraguan, ketakutan
Dibanding lubang yang akan mengantarmu
Ke pintu mana saja
Lompati dan hancurkan labirinnya
Selamat berjalan
Selamat berubah…

(Pekanbaru, 2014)

No comments:

Post a Comment