Euforia. Benar-benar gila. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya
ada di sana. Tidak juga kau, sebabnya tak perlu mencoba untuk bepura-pura. Lama,
baru akan kau tersadar bahwa itu hanya sekadar fatamorgana yang kau ciptakan. Dunia
di mana kebisuan dan kepalsuan tidak berteman. Tunggal. Maka, saat kau temukan
waktu untuk menghindar, berlarilah! Berlarilah sejauh yang kau bisa! Sekuat tenaga.
Sebelum kau terbentur pada langkah yang tak sanggup lagi menahan untuk tidak
menoleh ke belakang. Selanjutnya derap hati akan mendera, terdiam, kemudian
balik kanan. Dan jika hari itu ada, saat kau tiba di sana, yang tertinggal hanyalah
serpihan fatamorgana. Saja. Cukup? Kau tersadar. Sendirian. Kehilangan. Bukan itu
yang tadi kau khayalkan. Padahal sudah kusuntikkan sapaan akrab itu di awal,
bukan? Sayang, kau seperti tak ingin mendengar. Kini, kebohongan yang harus
membayar. Pelan-pelan. Tidak bisa tidak. Kau tahu kenapa? Karena… yang
kutakutkan… akhirnya kejadian. Bukan lagi terpenjara dalam jaring mimpi. Ia bebas,
berhasil melarikan diri. Keluar. Konyol sekali. Euforia. Kali ini, kau keterlaluan,
lagi.
No comments:
Post a Comment