Sunday 14 July 2013

Buah dari Kekalahan (Misi Penyelamatan)

Aku kalah.
            Iya, untuk yang kesekian kalinya aku tersingkirkan, dinobatkan sebagai orang yang belum beruntung dalam pertempuran. Sebenarnya, aku sudah memprediksinya, karena sudah terlalu sering sepertinya. Tapi, ada dari dalam diri aku yang masih berharap, secuil saja, sekali-kali nasib itu bisa berubah. Diurutan terakhir pun juga tidak masalah, asal jangan kalah. Dan nasib tidak dapat dikompromi ternyata.
            Kali ini aku terdiam, meratapi apa yang terjadi sebenarnya, siapa yang salah sebenarnya. Maka aku kembali mundur. Membuka file-file lama di facebook, postingan-postingan ceritaku. Di sana duniaku berawal, di sana mimpi itu lahir, aku pulang ke kampung halaman. Likes dan coments pembaca yang pertama membuat aku cekikikan sendiri, dukungan mereka yang membuat aku terharu. Walau itu hanya dari segilintir orang, sekalipun dari orang yang tidak dikenal. Itu terlalu berharga untuk dilupakan, sayangnya… aku melakukannya.
            Aku terhenti, namun tidak benar-benar berakhir. Aku lupa ada pepatah yang mengatakan Tajam pisau karena diasah. Itu yang terjadi, aku seakan kehilangan sense of writing saat ingin memulainya lagi setelah telah lama tidak melakukangnya. Dan saat aku tetap mengusahakannya tulisan itu tetap jadi, namun ada yang berubah. Ada perasaan yang hilang saat aku kembali. Aku tidak tahu apa yang salah, rasanya tidak seperti dulu. Hal ini yang membuat aku terhenti lama, membuat saat aku ingin menulis namun tidak bisa melakukan apa-apa. I hate maself.
            Mungkinkah itu yang membuat aku kalah? Selain nasib tentunya. Ada yang hilang dalam tulisan-tulisanku baru-baru ini, dan aku bahkan tidak bisa menyelamatkan mereka. Bagaimana kalau aku juga tidak bisa menyelamatkan mimpi yang sudah lahir itu? Membiarkannya mati sama saja dengan bunuh diri. Itu ketakutanku. Adakah jalan keluar itu?
            Pencerahan bisa datang dari pintu mana saja, termasuk kekalahan, bukan? Sakit memang saat harus menghadapi (lagi-lagi) pernyataan bahwa anda kurang beruntung, usaha anda kurang kuat, karya anda tidak lebih baik dari yang lain. Kira-kira seperti itu pernyataan kekalahan yang aku bayangkan. Toh, kenyataannya memang seperti itu. Dan, tudingan-tudingan itu agaknya membuat aku lelah. Kembali ke belakang untuk menemukan bagaimana aku memulainya dulu. Aku melakukannya. Tidak ada yang salah dengan melihat masa lalu. Percayalah!
            Where there’s a will, there’s a way. Klise memang, tapi mujarab. Jalan keluar itu ada pada diri aku sendiri. Tergantung pada tekat dan usaha yang aku lakukan. Well, no body knows ‘bout tomorrow. Misinya adalah menyelamatkan diri aku sendiri, agar bisa menyelamatkan apa yang harus aku perjuangkan nantinya. Tidak ada kata terlambat untuk berdiri lagi bagi yang sudah terlalu jatuh, selama jalan itu masih ada. Dan, ternyatan kekalahan tidak seburuk kedengarannya.
                                                                                                                    
                                                                                                                                           Cheers

                                                                                                                                    @andrianyuni

No comments:

Post a Comment