Miss the old I am…
Udah
buka file-file lama? Udah.
Udah liat foto-foto labil zaman
dulu? Udah.
Udah mutar lagu-lagu galau? Udah.
Udah coba buat nulis lagi? Uud… eemph?
Ini dia masalahnya, aku enggak
pernah benar-benar tahu―apa aku udah nyoba atau belum? Apa usaha aku sekarang
masih sama kayak usaha waktu aku baru mulai dulu?― Dan masalah terbesarnya
adalah… diri aku sendiri.
Kadang aku heran, padahal udah sadar
ini―menyadari kesalahan, tapi tetap aja enggak bisa nemuin jalan keluarnya. Karena menyadari kesalahan sendiri aja belum
cukup. Well, kenapa pula aku
harus tahu istilah itu. Hhh…
Sekarang
aku terdampar di pemikiran antah-berantah yang nyaris tidak tertolong. Dan parahnya,
yang bisa jadi super heronya―selain Allah pemberi keajaiban―cuma aku. Kenapa harus
aku? Aku enggak bisa. Karena sampai hari ini bahkan aku belum bisa menaklukkan
diri sendiri. Ini menyedihkan.
Maka, betapa aku sekarang merindukan
diri yang dulu. Entah ke mana perginya. Entah aku pernah membuangnya. Aku tahu,
waktu adalah pembunuh paling kejam, tapi kenapa? Bukankah hukuman hanyalah
untuk yang bersalah? Lantas mengapa aku-yang-dulu dibunuh juga? Keberadaannya tidak
diketahui, apalagi kabarnya. Apa dia benar-benar telah pergi?
Bukannya aku ysng bodoh―selalu ingin
bergelung dengan masa lalu, tidak bisa menghargai waktu yang sudah bergerak
maju, menolak kedatangan masa depan. Akan tetapi, aku masih membutuhkannya. Bagaimana
bisa aku melupakan jejak yang sudah mengantarkan aku sampai di sini?
Baiklah. Baiklah. Jadi, masih
bisakah aku hidup tanpa masa lalu? Bah, tentu
saja bisa. Hanya saja seperti berbeda. Entah itu menjadi lebih baik atau
enggak, honestly, aku juga enggak
tahu. Hanya bisa berharap―bagaimanapun takdir itu nanti, kemanapun takdir itu
akan mengantar aku―semoga itu yang terbaik.
No comments:
Post a Comment