Catatan ini untukmu. Gon!
Aku ingat, terakhir kali melihatmu,
sudah lama. Dengan jarak yang hampir tidak layak. Aku ingat, terakhir kali kau mengajakku
bicara, sudah lama. Nyaris seperti tanpa niat ingin mengatakannya. Hal seperti
itu, bahkan aku rancu untuk menganugerahinya sebagai kenangan. Atau semacam
memori yang pantas disimpan. Tak berharga, tanpa makna.
Gon! Begitu yang kutahu sekarang. Aku
tidak tahu bagaimana asalnya, seperti itu saja. Apa kini kau layaknya orang
asing? Mungkin bagiku, iya. Karena aku bukan dari duniamu sekarang. Dunia yang
ternyata dekat. Dekat. Tapi sayangnya... akan tetap terasa jauh.
Adakah ingatan terakhir itu kujadikan
jejak? Entahlah. Karena pada kenyataannya―tidak peduli seberapa tidak berharganya ingatan jarak
itu, seberapa tidak bermaknanya ucapan terakhir itu―aku tetap menelusuri
jejakmu. Sesekali. Dan aku tetap ingin kita bertemu, walau sebagai orang lain
yang tidak saling tahu. Yang jelas, tidak dari jejak-jejak yang kau tinggalkan
dulu.
Gon! Kenapa Gon?
Gon! Aku...
Bahkan aku tidak bisa membayangkan
bagaimana kita bisa bertemu di masa sekarang, masa mendatang. Kau terlalu lalu,
terlalu jauh untuk aku bisa menarikmu agar sekedar tahu ada aku. Bahkan bukan
sebagai siapa-siapa. Aku merasa ini mulai rumit. Aku tidak ingin berharap,
tidak seharusnya berharap.
Aku bukan lah siapa-siapa. Jejak itu
memang tidak ada. Lupakan saja!
No comments:
Post a Comment