Tuesday 2 April 2013

Para Pencari Nafkah



Pagi masih segan menyingsing
Sekawanan mengendap mengejutkan gelap
Resah sontak meracuni gulita
Kuat-kuat menggenggam nyawa sekarat
Angin siap memeluk rapat
Namun hati lebih dulu bersabda sarat

Mengucur peluh bersama butir beras
Tak perlu lagi penyedap rasa
Asin kehidupan rela terbawa

Disongsong kembali tumpukan terik
Seluruh pojok habis terjajahi
Mengais-kais yang terkikis
Hingga lelah kian mati suri
Hingga malam pun menyerang
Menyuruh pulang dengan berang

Tidak semua lapar ditangguhkan dengan makan
Tidak semua kantuk dihabiskan dengan nyenyak
Coba tanyakan pada sekawanan!
Ada kesakitan yang tak perlu ditangisi
Ada kehidupan yang enggan dikuliti
Coba renungkan bersama sekawanan!

Apa kau pernah melihat?
Kepada pinggiran yang hampir senyap
Kepada kubangan napas-napas tercekat
Apa kau ingin dengar?
Jeritan mimpi buruk dari mata yang urung terpejam
Tangisan sunyi dari kerongkongan yang kehausan

Semua pura-pura buta
Mereka diam-diam menutup telinga
Menyembunyikan dosa ke dalam harta
Menertawakan dunia
Alangkah mudah memungut bahagia

Menginjak-injak Para Pencari Nafkah
Melempari Para Pencari Nafkah
Meludahi Para Pencari Nafkah

Nanti, lihat saja!
Tunggu sampai Para Pencari Nafkah gusar!
Awas kalau Para Pencari Nafkah punya uang!
Akan bertasbih sekawanan siang malam
Berjuang sampai pagi mengenal petang
Memohonkan yang adil dipertontonkan

No comments:

Post a Comment